CABANG-CABANG PSIKOLINGUISTIK
Setelah kerja sama antara psikologi dan
linguistik itu berlangsung beberapa waktu, terasa pula bahwa kedua disiplin itu
tidaklah memadai lagi untuk melaksanakan tugas yang sangat berat untuk
menjelaskan hakikat bahasa yang dicerminkan dari definisi‑definisi di atas. Bantuan dari ilmu‑ilmu lain diperlukan, termasuk bantuan
ilmu‑ilmu
antardisiplin yang telah ada lebih dulu seperti neurofisiologi, neuropsikologi,
dan lain‑lain.
Walaupun sekarang kita tetap menggunakan istilah psikolinguistik, hal itu
tidaklah lagi bermakna bahwa hanya kedua disiplin psikologi dan linguistik saja
yang diterapkan. Penemuan-penemuan antardisiplin lain pun telah dimanfaatkan
juga. Bantuan yang dimaksudkan telah lama ada dan akan terus bertambah karena
selain linguistik dan psikologi, banyak lagi disiplin lain yang juga mengkaji
bahasa dengan cara dan teori tersendiri, misalnya, antropologi, sosiologi,
falsafah, pendidikan, komunikasi, dan lain‑lain.
Disiplin psikolinguistik telah berkembang
begitu pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin baru untuk memusatkan
perhatian pada bidang‑bidang
khusus tertentu yang memerlukan penelitian yang saksama. Subdisiplin
psikolinguistik tampak seperti pada skema berikut ini.
Psikolinguistik
• Psikolinguistik
Teoretis
• Psikolinguistik
Perkembangan
• Psikolinguistik
Sosial
• Psikolinguistik
Pendidikan
• Neuropsikolinguistik
• Psikolinguistik
Eksperimental
• Psikolinguistik
Terapan
1. Psikolinguistik Teoretis (Theorethycal
Psycholinguistic)
Psikolinguistik teoretis mengkaji tentang
hal‑hal yang berkaitan dengan teori bahasa, misalnya tentang
hakikat bahasa, ciri bahasa manusia, teori kompetensi dan performansi (Chomsky)
atau teori langue dan parole (Saussure), dan sebagainya.
2. Psikolinguistik Perkembangan
(Development Psycholinguistic)
Psikolinguistik
perkembangan berbicara tentang pemerolehan bahasa, misalnya berbicara tentang
teori pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama maupun bahasa kedua,
peranti pemerolehan bahasa (language acquisition device), periode kritis
pernerolehan bahasa, dan sebagainya.
3. Psikolinguistik Sosial (Social
Psycholinguistic)
Psikolinguistik sosial sering juga disebut
sebagai psikososiolinguistik berbicara tentang aspek‑aspek sosial bahasa, misalnya, sikap
bahasa, akulturasi budaya, kejut budaya, jarak sosial, periode kritis budaya,
pajanan bahasa, pendidikan, lama pendidikan, dan sebagainya.
4. Psikolinguistik Pendidikan
(Educational Psycholinguistic)
Psikolinguistik pendidikan berbicara
tentang aspek‑aspek
pendidikan secara umum di sekolah, terutama mengenai peranan bahasa dalam
pengajaran bahasa pada umumnya, khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan berpidato, dan pengetahuan mengenai peningkatan
berbahasa dalam memperbaiki proses penyampaian buah pikiran.
5.Neuropsikolinguistik
(Neuropsycholinguistics)
Neuropsikolinguistik berbicara tentang
hubungan bahasa dengan otak manusia. Misalnya, otak sebelah manakah yang
berkaitan dengan kemampuan berbahasa? Saraf‑saraf apa yang rusak apabila seserorang
terkena afasia broca dan saraf manakah yang rusak apabila terkena afasia
wernicke? Apakah bahasa itu memang dilateralisasikan? Kapan terjadi
lateralisasi? Apakah periode kritis itu memang berkaitan dengan kelenturan
saraf‑saraf
otak?
6.Psikolinguistik Eksperimental
(Experimental Psycholinguistic)
Psikolinguistik eksperimental
berbicara tentang eksperimen‑eksperimen
dalam semua
bidang yang melibatkan bahasa dan perilaku berbahasa.
7. Psikolinguistik Terapan (Applied
Psycholinguistic)
Psikolinguistik terapan berbicara tentang
penerapan temuan‑temuan
keenam subdisiplin psikolinguistik di atas ke dalam bidang‑bidang tertentu, seperti psikologi,
linguistik, berbicara dan menyimak, pendidikan, pengajaran dan pembelajaran
bahasa, pengajaran membaca, neurologi, psikiatri, komunikasi, kesusastraan, dan
lain‑lain.
Akhir‑akhir
ini terdapat diskusi kecil tentang disiplin psikolinguistik itu. Ada pakar yang
beranggapan bahwa psikolinguistik itu adalah cabang dari disiplin psikologi
karena nama psikolinguistik itu telah diciptakan untuk menggantikan nama lama
dalam psikologi, yaitu psikologi bahasa. Ada pula pakar linguistik yang
mengatakan bahwa psikolinguistik itu adalah cabang dari disiplin induk
linguistik karena bahasa adalah objek utama yang dikaji oleh pakar‑pakar linguistik dan pakar psikolinguistik
mengkaji semua aspek bahasa itu. Di Amerika Serikat psikolinguistik pada
umumnya dianggap sebagai cabang linguistik, meskipun ada juga yang menganggap
bahwa psikolinguistik merupakan cabang dari psikologi. Chomsky sendiri
menganggap psikolinguistik itu sebagai cabang dari psikologi. Di Prancis pada
tahun 60‑an
psikolinguitik pada umumnya dikembangkan oleh pakar psikologi sehingga menjadi
cabang psikologi. Di Inggris psikolinguistik semula dikembangkan oleh pakar
linguistik yang bekerja sama dengan para pakar dalam bidang psikologi dari
Inggris dan Amerika Serikat. Di Rusia, psikolinguistik dikembangkan oleh pakar
linguistik di Institut Linguistik Moskow, sedangkan di Rumania kebanyakan pakar
beranggapan bahwa psikolinguistik merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri
sekalipun peranannya banyak di bidang linguistik.
Dari sudut pandang linguistik, seorang
pakar psikolinguistik merupakan seseorang yang betul‑betul mempunyai kepakaran dalam bidang
linguistik murni, tetapi mempunyai pengetahuan juga dalam bidang teori
psikologi dan kaidah-kaidahnya, terutama yang menyangkut komunikasi bahasa.
Dengan kata lain, pengetahuan linguistiknya jauh lebih banyak dan mantap
dibandingkan dengan pengetahuan psikologinya karena latar belakang utamanya
adalah linguistik. Seorang pakar psikolinguistik akan lebih merasakan dirinya
sebagai seorang linguis daripada seorang psikolog.
Dari
sudut pandang psikologi, seorang pakar psikolinguistik adalah seseorang yang
benar‑benar memiliki kepakaran dalam bidang psikologi murni, tetapi
juga mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam bidang linguistik. Dengan kata
lain, pengetahuannya dalam bidang psikologi jauh lebih mantap daripada
pengatahuannya dalam bidang linguistik. Sekarang terdapat kecenderungan untuk
menempatkan psikolinguistik sebagai disiplin tersendiri yang otonom. Dari hasil
otonomi itu lahirlah pakar
psikolinguistik yang memiliki pengetahuan yang seimbang antara linguistik
murninya dan pengetahuan psikologinya. Hasilnya seorang psikolinguis akan
merasa dirinya adalah pakar dalarn bidang psikolinguistik. Dengan demikian,
psikolinguistik mempunyai teori, pendekatan, dan kaidah atau prosedur
tersendiri karena telah mempunyai masalah tersendiri pula dan mempunyai cara
memecahkannya sendiri.
terimah kasih atas ilmunya.. saya mdpt tugas dri kampus.. dan judul makalah saya mengenai dengan psikologi terapan.. saya msih bingung.. apakh sy harus memaprkan satu-perstu? seperti psikologi terapan, psikologi berbicara dan menyimak? ataukah... tolong komentrnya....
ReplyDelete