Tuesday, 7 January 2014

Cabang Cabang Psikolinguistik

CABANG-CABANG PSIKOLINGUISTIK

Setelah kerja sama antara psikologi dan linguistik itu berlangsung beberapa waktu, terasa pula bahwa kedua disiplin itu tidaklah memadai lagi untuk melaksanakan tugas yang sangat berat untuk menjelaskan hakikat bahasa yang dicerminkan dari definisidefinisi di atas. Bantuan dari ilmuilmu lain diperlukan, termasuk bantuan ilmuilmu antardisiplin yang telah ada lebih dulu seperti neurofisiologi, neuropsikologi, dan lainlain. Walaupun sekarang kita tetap menggunakan istilah psikolinguistik, hal itu tidaklah lagi bermakna bahwa hanya kedua disiplin psikologi dan linguistik saja yang diterapkan. Penemuan-penemuan antardisiplin lain pun telah dimanfaatkan juga. Bantuan yang dimaksudkan telah lama ada dan akan terus bertambah karena selain linguistik dan psikologi, banyak lagi disiplin lain yang juga mengkaji bahasa dengan cara dan teori tersendiri, misalnya, antropologi, sosiologi, falsafah, pendidikan, komunikasi, dan lainlain.

Disiplin psikolinguistik telah berkembang begitu pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin baru untuk memusatkan perhatian pada bidangbidang khusus tertentu yang memerlukan penelitian yang saksama. Subdisiplin psikolinguistik tampak seperti pada skema berikut ini.


Psikolinguistik

       Psikolinguistik Teoretis


       Psikolinguistik Perkembangan
       Psikolinguistik Sosial

       Psikolinguistik Pendidikan

       Neuropsikolinguistik

       Psikolinguistik Eksperimental

       Psikolinguistik Terapan

1.   Psikolinguistik Teoretis (Theorethycal Psycholinguistic)

Psikolinguistik teoretis mengkaji tentang halhal yang berkaitan dengan teori bahasa, misalnya tentang hakikat bahasa, ciri bahasa manusia, teori kompetensi dan performansi (Chomsky) atau teori langue dan parole (Saussure), dan sebagainya.

2. Psikolinguistik Perkembangan (Development Psycholinguistic)

Psikolinguistik perkembangan berbicara tentang pemerolehan bahasa, misalnya berbicara tentang teori pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama maupun bahasa kedua, peranti pemerolehan bahasa (language acquisition device), periode kritis pernerolehan bahasa, dan sebagainya.

3. Psikolinguistik Sosial (Social Psycholinguistic)

Psikolinguistik sosial sering juga disebut sebagai psikososiolinguistik berbicara tentang aspekaspek sosial bahasa, misalnya, sikap bahasa, akulturasi budaya, kejut budaya, jarak sosial, periode kritis budaya, pajanan bahasa, pendidikan, lama pendidikan, dan sebagainya.

4. Psikolinguistik Pendidikan (Educational Psycholinguistic)

Psikolinguistik pendidikan berbicara tentang aspekaspek pendidikan secara umum di sekolah, terutama mengenai peranan bahasa dalam pengajaran bahasa pada umumnya, khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpidato, dan pengetahuan mengenai peningkatan berbahasa dalam memperbaiki proses penyampaian buah pikiran.

5.Neuropsikolinguistik (Neuropsycholinguistics)

Neuropsikolinguistik berbicara tentang hubungan bahasa dengan otak manusia. Misalnya, otak sebelah manakah yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa? Sarafsaraf apa yang rusak apabila seserorang terkena afasia broca dan saraf manakah yang rusak apabila terkena afasia wernicke? Apakah bahasa itu memang dilateralisasikan? Kapan terjadi lateralisasi? Apakah periode kritis itu memang berkaitan dengan kelenturan sarafsaraf otak?

6.Psikolinguistik Eksperimental (Experimental Psycholinguistic)

Psikolinguistik  eksperimental  berbicara  tentang  eksperimeneksperimen  dalam semua bidang yang melibatkan bahasa dan perilaku berbahasa.

7. Psikolinguistik Terapan (Applied Psycholinguistic)

Psikolinguistik terapan berbicara tentang penerapan temuantemuan keenam subdisiplin psikolinguistik di atas ke dalam bidangbidang tertentu, seperti psikologi, linguistik, berbicara dan menyimak, pendidikan, pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca, neurologi, psikiatri, komunikasi, kesusastraan, dan lainlain.

Akhirakhir ini terdapat diskusi kecil tentang disiplin psikolinguistik itu. Ada pakar yang beranggapan bahwa psikolinguistik itu adalah cabang dari disiplin psikologi karena nama psikolinguistik itu telah diciptakan untuk menggantikan nama lama dalam psikologi, yaitu psikologi bahasa. Ada pula pakar linguistik yang mengatakan bahwa psikolinguistik itu adalah cabang dari disiplin induk linguistik karena bahasa adalah objek utama yang dikaji oleh pakarpakar linguistik dan pakar psikolinguistik mengkaji semua aspek bahasa itu. Di Amerika Serikat psikolinguistik pada umumnya dianggap sebagai cabang linguistik, meskipun ada juga yang menganggap bahwa psikolinguistik merupakan cabang dari psikologi. Chomsky sendiri menganggap psikolinguistik itu sebagai cabang dari psikologi. Di Prancis pada tahun 60an psikolinguitik pada umumnya dikembangkan oleh pakar psikologi sehingga menjadi cabang psikologi. Di Inggris psikolinguistik semula dikembangkan oleh pakar linguistik yang bekerja sama dengan para pakar dalam bidang psikologi dari Inggris dan Amerika Serikat. Di Rusia, psikolinguistik dikembangkan oleh pakar linguistik di Institut Linguistik Moskow, sedangkan di Rumania kebanyakan pakar beranggapan bahwa psikolinguistik merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri sekalipun peranannya banyak di bidang linguistik.

Dari sudut pandang linguistik, seorang pakar psikolinguistik merupakan seseorang yang betulbetul mempunyai kepakaran dalam bidang linguistik murni, tetapi mempunyai pengetahuan juga dalam bidang teori psikologi dan kaidah-kaidahnya,­ terutama yang menyangkut komunikasi bahasa. Dengan kata lain, pengetahuan linguistiknya jauh lebih banyak dan mantap dibandingkan dengan pengetahuan psikologinya karena latar belakang utamanya adalah linguistik. Seorang pakar psikolinguistik akan lebih merasakan dirinya sebagai seorang linguis daripada seorang psikolog.

Dari sudut pandang psikologi, seorang pakar psikolinguistik adalah seseorang yang benarbenar memiliki kepakaran dalam bidang psikologi murni, tetapi juga mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam bidang linguistik. Dengan kata lain, pengetahuannya dalam bidang psikologi jauh lebih mantap daripada pengatahuannya dalam bidang linguistik. Sekarang terdapat kecenderungan untuk menempatkan psikolinguistik sebagai disiplin tersendiri yang otonom. Dari hasil otonomi itu lahirlah pakar psikolinguistik yang memiliki pengetahuan yang seimbang antara linguistik murninya dan pengetahuan psikologinya. Hasilnya seorang psikolinguis akan merasa dirinya adalah pakar dalarn bidang psikolinguistik. Dengan demikian, psikolinguistik mempunyai teori, pendekatan, dan kaidah atau prosedur tersendiri karena telah mempunyai masalah tersendiri pula dan mempunyai cara memecahkannya sendiri. 

1 comment:

  1. terimah kasih atas ilmunya.. saya mdpt tugas dri kampus.. dan judul makalah saya mengenai dengan psikologi terapan.. saya msih bingung.. apakh sy harus memaprkan satu-perstu? seperti psikologi terapan, psikologi berbicara dan menyimak? ataukah... tolong komentrnya....

    ReplyDelete

Walkthrough Bahasa Indonesia. Powered by Blogger.